PENDIDIKAN
A . Perlunya Paradigma
Baru Pendidikan
Paradigma baru
pendidikan diperlukan untuk membangun masyarakat terdidik, masyarakat yang
cerdas akan membawa pendididkan sebagai proses pembentujan manusia Indonesia
seutuhnya. Paradigma pendidikan penting untuk diperbarui menjadi system
pembelajaran yang lebih bertumpu pada teori kognitif dan konstruktifistik.
Pembelajaran akan berfokus pada pengembangan kemampuan intelektual yang berlangsung
secara sosial dan kultural, mendorong siswa membangun pemahaman dan
pengetahuannya sendiri dalam konteks sosial dan belajar dimulai dari
pengetahuan awal dan prespektif budaya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
mentri pendidikan nasional yang menyatakan bahwa secara filosofis pendidikan
ditantang untuk melakukan redifinisi tentang tujuan, fungsi, dan hakikat
pendidikan yang berperan sebagai “human education for all human being”. Dengan
demikian, secara filosofis pendidikan harus memiliki keseimbangan dalam
peranananya membangun peserta didik sebagai warga dunia, warga bangsa, dan
warga masyarakat.
Hal ini juga
diperlukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan terbesar dari lembaga pendidikan
kita selama ini yaitu pendidikan yang tidak memiliki basis pengembangan budaya
yang jelas sehingga tidak mengherankan bila keluaran pendidikan kita hanya
menjadi manusia pencari kerja yang tidak berdaya bukan manusia yang kreatif
pencipta keterksitsn kesejahteraan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran
pengembangan potensi siswa harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu.
Pengembangan potensi siswa yang tidak seimbang akan menjadikan pendidikan
cenderung lebih peduli pada perkembangan satu aspek kepribadian tertentu saja,
sehingga sangat keliru jika guru hanya bertanggung jawab menyampaikan materi
pelajaran saja.Sebaiknya guru juga berupaya membentuk watak bangsa melalui
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.
Jika duniapendidikan
berhasil melakukan tugas ini maka pada gilirannya masyarakat kita
dimasa depan akan berkembang menjadi masyarakat yang berkualitas secara
intelektual dan moral.
B. Pembelajaran
Sebagai Pilar Utama Pendidikan
Pada hakikatnya,
pendidikan adalah belajar (learning). Pendidikan mertumpu pada empat pilar
yaitu:
1.
Learning to know
Learning to know adalah upaya
memahami instrument-instrumen baik sebagai alat maupun tujuan. Sebagai alat
pengetahuan diharapkan akan memberikan kemampuan setiap orang untuk memahami
berbagai aspek lingkungan agar mereka dapat hidup dengan harkat dan martabatnya
dalam rangka mengembangkan keterampilan kerja dan berkomunikasi dengan berbagai
pihak yang diperlukan. Sebagai tujuan maka pengetahuan akan bermanfaat dalam
rangka peningkatan pemahaman, pengetahuan serta penemuan di adalam kehidupanya.
2.
Learning to do
Learning to do lebih
ditekankan pada bagaimana mengajarkan anak-anak untuk mempraktikan segala
sesuatu yang telah dipelajarinya dan dapat menerapkan pengetahuan-pengetahuan
yang telah diperolehnya tersebut dengan pekerjaan-pekerjaan dimasa depan.
3.
Learning to live together, learning to live with others
Learning to live together, learning to
live with others,
pada dasarnya adalah mengajarkan melatih dan membimbing peserta didik agar
mereka dapat menciptakan hubungan melalui komunikasi yang baik, menjauhi
prasangka-prasangka yang buruk terhadap orang laen serta menjauhi konflik agar
tercipta kedamaian dan keharmonisan hidup.
4.
Learning to be
Learning to be menekankan bahwa melalui
kegiatan pembelajaran setiap siswa harus terus didorong agar mampu
memberdayakan dirinya sendiri, mengambil keputusan sendiri dan memikul tanggung
jawab sendiri.
Kedudukan keempat
pilar pendidikan yang dipaparkan tersebut merupakan misi dan tanggung jawab
yang harus diemban oleh pendidikan. Melalui kegiatan belajar mnegtahui, belajar
berbuat, belajar hidup bersama dan menjadi diri sendiri dan didasari oleh
keinginan yang sungguh-sungguh maka akan semakin luas pengetahuan seseorang
tentang nilai-nilai positif, tentang orang lain serta tentang berbagai
perubahan dinamika yang terjadi.
C. Pembelajaran Sebagai Proses
Pemberdayaan Diri
Dalam proses
pembelajaran, pengenalan terhadap diri sendiri merupakan hal yang sangat
penting dalam upaya-upaya pemberdayaan diri
Melalui proses
pembelajaran,guru dituntut untuk mampu membimbing dan memfasilitasi siswa agar
mereka dapat memahami kekuatan serta kemampuan yang mereka miliki untuk
selanjutnya memberikan motifasi agar siswa terdorong untuk bekerja atau belajar
sebaik mungkin agar mampu memberdayakan dirinya dalam menghadapi berbagai
masalah.
Hal ini sesuai dengan
UUD 1945,Pendidikan seharusnya mencerdaskan kehidupan bangsa yang berarti
pendidikan adalah usaha untuk memberdayakan manusia. Manusia yang berdaya
adalah manusia yang berfikir kreatif, mandiri dan dapat membangun dirinya dan
masyarakatnya.
D. Paradigma Konstruktivisme Dalam
Pembelajaran
Konstruktifisme
merupakan respon terhadap berkembangnya harapan-harapan baru berkaitan dengan
proses pembelajaran yang menginginkan peran aktif siswa dalam memprakarsai
kegiatan belajarnya sendiri.
Konstruktifisme
merupakan paradigm alternative pembelajaran yang muncul sebagai revolusi ilmiah
yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita
sendiri.
Pembelajaran dan
paradigma konstruktifisme ini lenih menitik beratkan pada pengembangan
pemikiran yang memungkinkan siswa dapat memberdayakan fungsi-fungsi fisik dan
psikologis.
PENDIDIKAN
Reviewed by RA ALMAWADDAH
on
08.18
Rating:
Post a Comment